Calon wakil gubernur DKI Jakarta yang sudah terpilih lewat hitung cepat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan bahwa Isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang sempat dimunculkan dan menerpa kepada dirinya dan juga pasangannya calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), kini sudah tidak berpengaruh lagi.
"SARA ini hanya efektif memengaruhi sekitar 10-15 persen pemilih, ditambah kalau diintimidasi tambah 5 persen. Jadi SARA sudah jadul-lah ya, kita mulai Jakarta baru," papar Ahok, Kamis (20/9), di Jalan Borobudur 22, Menteng, Jakarta Pusat.
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga melihat bahwa pelaksanaan pilkada di Jakarta saat ini berlangsung cukup kondusif. Pasalnya, jika di daerah, pelaksanaan pilkada lebih rawan dipermainkan mulai dari tahap daftar pemilih tetap (DPT) hingga penetapan hasil akhir jumlah suara.
Terkait dengan wacana ketidaknetralan pegawai negeri sipil (PNS) yang diberitakan berlangsung pada putaran kedua, Ahok menanggapinya dengan bijak. Dirinya menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh, dan dirinya juga tidak akan melakukan balas dendam. "Kami tidak pernah melakukan balas dendam dalam tanda kutip. Kami bekerja sama dengan semua orang, tidak akan ada mutasi, penundaan pangkat, tidak ada," kata Basuki, Kamis (20/9).
Pasangan Jokowi-Ahok menjadi yang teratas dalam survei hitung cepat sejumlah lembaga perhitungan suara. Harapan yang baru pun menyeruak bagi masyarakat ibukota dalam menatap Jakarta yang baru dibawah kepemimpinan duet pemimpin yang kondang dengan seragam kotak-kotaknya ini.